Tiga Duel Sengit Yang Akan Terjadi Di Stadion Olimpiade

Perang antarlini akan tersaji saat Chelsea bertemu dengan Arsenal pada final Liga Europa di Stadion Olimpiade Baku, Azerbaijan, Rabu (29/5) waktu setempat.


Chelsea menyambut laga ini tanpa beberapa pemain terbaiknya. Callum Hudson-Odoi, Ruben Loftus-Cheek, Antonio Ruediger sudah pasti absen karena cedera sedangkan N'Golo Kante masih diragukan.
Gelandang asal Prancis itu mengalami cedera lutut saat mengikuti sesi latihan tim, Senin (27/5) lalu. Kante pun sudah berlatih terpisah di Baku.


Arsenal juga punya persoalan yang sama dengan Chelsea. Dalam derby London ini, The Gunners minus Aaron Ramsey, Hector Bellerin, dan Rob yang cedera.

Sementara itu, gelandang serang asal Armenia, Henrikh Mkhitaryan, tidak bisa bermain meski dalam kondisi fit. Mantan pemain Borussia Dortmund itu tidak berangkat ke Baku karena tensi politik yang memanas antara Azerbaijan dan Armenia.

Kendati demikian, laga nanti diprediksi tetap berlangsung seru. Berikut tiga duel sengit yang akan terjadi di Stadion Olimpiade Baku.
Kecakapan Luiz dalam menjaga jantung pertahanan Chelsea akan diuji ketajaman Aubameyang. Bentrok kedua pemain ini bakal sering terjadi sepanjang laga.

Luiz merupakan pemain yang diandalkan Maurizio Sarri di jantung pertahanan tim London Barat. Ia kembali masuk skuat utama meski sempat terlupakan saat Chelsea diarsiteki Antonio Conte.

Di Liga Europa musim ini, Luiz mencatatkan rata-rata satu tekel dan 0,6 intersep per laga. Pemain berusia 30 tahun itu punya kelebihan berupa umpan panjang yang bisa jadi senjata alternatif Chelsea.

Aubameyang merupakan senjata utama Arsenal soal urusan mencetak gol. Striker asal Gabon itu sudah mencetak delapan gol dan memberikan dua assist.

Kerja sama Aubameyang dengan tandem sehati, Alexandre Lacazette yang mencetak lima gol akan meneror pertahanan Chelsea. Jika Luiz dkk lengah, Aubameyang siap menghukum dengan gol ke gawang Kepa Arrizabalaga.
Oezil dan Jorginho sebenarnya masuk kategori pemain bintang di tim masing-masing. Namun, masalah keduanya sama musim ini yaitu konsistensi.

Penampilan inkonsistensi itu pula yang membuat Oezil cukup sering ditepikan manajer Unai Emery. Sedangkan Jorginho tren performanya menurun namun cukup beruntung tetap menghuni skuat inti karena label pemain kesayangan Sarri.
Situasi yang dialami Oezil dan Jorginho membuat laga final ini ibarat ajang pembuktian buat keduanya. Oezil yang baru mengoleksi satu gol dan satu assist tentu ingin membuktikan masih punya peran penting di skuat Arsenal.

Sementara Jorginho bakal dipaksa bekerja lebih keras untuk memenangi pertarungan di lini tengah seiring bakal absennya Kante karena belum sepenuhnya pulih dari cedera. Penggawa Timnas Italia akan bertugas sebagai pengatur irama permainan The Blues.
Hazard akan menjadi ancaman terbesar bagi pertahanan Arsenal di laga nanti. Oleh karena itu, peran Ainsley Maitland-Niles di sektor pertahanan The Gunners akan jadi kunci.

Dari segi pengalaman, Hazard unggul jauh dari Maitland-Niles yang baru berusia 21 tahun. Namun dari segi etos kerja dalam bertahan, pemain kelahiran Goodmayes itu patut diacungi jempol.
Maitland-Niles bukan hanya kuat dalam bertahan tetapi juga cepat dalam membantu serangan. Terpenting bagi Niles adalah disiplin dalam menjaga areanya agar tidak kecolongan dari pergerakan Hazard.

Hazard pasti sangat bernafsu tampil di final. Selain ingin memberikan gelar buat Chelsea, Hazard juga belum mencetak gol di Liga Europa musim ini