Nisan Tersingkir Di Pusat otomotif Indonesia

Diskusi merger antara Renault dan Fiat-Chrysler sejauh ini dipahami tidak melibatkan Nissan yang sudah lama beraliansi dengan Renault. Hal ini seperti menandai tersingkirnya Nissan yang sedang berkutat dengan penurunan penjualan global dan tercorengnya reputasi atas perkara Carlos Ghosn di Jepang.

Diketahui Fiat-Chrysler mengajukan proposal merger '50:50' kepada Renault. Bila semua berujung ok maka penyatuan keduanya bakal menciptakan produsen otomotif terbesar ketiga di dunia.

"Ini adalah rencana yang dipikirkan dengan buruk dan disusun dengan buruk," kata salah satu sumber dari Nissan seperti diberitakan AFP, Senin
Potensi aliansi baru Renault dengan Fiat-Chrysler juga dipercaya bisa merusak hubungan Nissan dengan Renault. Sebelumnya diketahui sudah ada upaya menyatukan Renault dan Nissan secara resmi, namun hal itu ditolak Nissan yang dikatakan Ghosn sebagai cikal bakal usaha Nissan memenjarakannya di Jepang.



"Nissan tampaknya tidak diikutsertakan, itu tidak menyenangkan buat Nissan dan dapat menciptakan ketidakpercayaan yang tidak perlu terhadap Renault di antara orang-orang Nissan," ucap analis Satoru Takada dari TIW, perusahaan konsultan berbasis di Tokyo.

CEO Nissan Hiroto Saikawa sempat menyatakan pernyataan resmi kepada wartawan pada Senin (27/5) bahwa dia 'terbuka buat diskusi konstruktif untuk memperkuat aliansi'. Subjek itu bakal diangkat saat pertemuan Nissan dengan bos Renault Jean-Dominique Senard pada Rabu (29/5).

Renault dan Nissan telah beraliansi sejak 1993 kemudian pada 2017 Mitsubishi menjadi bagian di dalamnya. Aliansi ini bukanlah merger atau akuisisi melainkan berupa kesepakatan yang direkatkan oleh sosok Ghosn.