Kementerian Luar Negeri menyatakan telah melayangkan nota keberatan kepada Inggris terkait penghargaan Freedom of the City Award yang diterima tokoh separatis Papua, Benny Wenda, dari Kota Oxford.
Pelaksana tugas Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengatakan pemberian penghargaan ini tidak diberikan secara tiba-tiba. Dia menuturkan pemerintah sudah mengetahui rencana pemberian penghargaan kepada Benny sejak tahun lalu.
"Dan kita sudah sampaikan lagi keberatan kepada pemerintah Inggris melalui kedutaan besar kita di London hari ini. Menlu Retno Marsudi juga telah menyampaikan keberatan tersebut langsung kepada Menlu Inggris saat pertemuan bilateral di London pada Juni lalu," kata Teuku dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (18/7).
Faizasyah menuturkan Kemlu RI juga sudah melayangkan protes kepada pemerintah Kota Oxford terkait pemberian penghargaan kepada Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) itu.
Menurut dia, pemerintah Oxford tidak memiliki pemahanan utuh sebelum memberikan penghargaan prestisius itu kepada "seseorang yang bertanggung jawab atas kekerasan dan gerakan separatisme bersenjata di Papua."
Teuku mengatakan pemerintah Indonesia juga memiliki bukti-bukti bahwa Benny terlibat dalam sejumlah tindakan kriminal salah satunya kerusuhan di Papua yang menyebabkan anggota polisi tewas pada 2002 lalu. Dia juga mengatakan Benny terlibat pembunuhan puluhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga, pada Desember lalu.
"Dia (Benny) bertanggung jawab atas perjuangan politik dan gerakan separatisme bersenjata di Papua. Seharusnya rekam jejak dia menjadi bahan rujukan pemerintah Kota Oxford sebelum memberi penghargaan itu," kata Teuku.
Ia juga menuturkan pemberian penghargaan ini menunjukkan "ketidakpahaman Dewan Kota Oxford terhadap sepak terjang yang bersangkutan dan kondisi Provinsi Papua dan Papua Barat yg sebenarnya, termasuk pembangunan dan kemajuannya."
Pemerintah Kota Oxford memberikan penghargaan Oxford Freedom of the City Award kepada Benny pada Rabu (17/7).
Lihat juga: Menlu Tak Bahas Petisi Papua Barat di Sidang Dewan HAM
Lord Mayor of Oxford, Craig Simmons mengatakan Benny layak mendapat penghargaan itu karena telah "berkontribusi begitu banyak baik secara lokal maupun di panggung internasional."
Benny memang telah tinggal di Inggris sejak 2002 lalu. Pada 2013 lalu, ia membuka kantor pusat Kampanye Pembebasan Papua Barat di Oxford.
Post a Comment