Produsen Diminta Produksi Mobil yang Bisa 'Nenggak' B30


 Pengujian minyak Solar (B30) pada mobil-mobil berpenumpang mesin diesel yang dimulai hari ini, Kamis (13/6) diperkirakan selesai pada Oktober 2019.


Menteri ESDM Ignasius Jonan berharap dari uji coba selama tiga bulan tersebut produsen otomotif bisa memberikan masukan terkait penggunaan biodiesel B30 untuk mobil-mobil bermesin diesel yang diproduksi dan dijual di dalam negeri.

"Saya tidak tahu, apakah harus ada konversi pada catalytic converter atau apa dan sebagainya tetapi intinya kalau B30 ini diterapkan performa dari mesin dan biaya perawatan dari mesin yang ada itu tidak akan berubah banyak," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan saat melepas tim penguji B30 di kantor Kementerian ESDM, Kamis (13/6).


Jonan mengungkapkan sekitar 80 persen kendaraan di Indonesia merupakan buatan Jepang. Setiap pemanufaktur ini didorong untuk menghasilkan mesin diesel yang mumpuni 'menenggak' B30, sementara itu biaya perawatan diminta tidak memberatkan kantong konsumen.

"Biaya perawatan mesin juga tidak meningkat dengan drastis," ujarnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dadan Kusdiana mengungkapkan pemerintah dalam melakukan uji jalan B30 turut menggandeng Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

"Penggunaan kendaraan (uji jalan) adalah dengan penawaran. Jadi, Kementerian ESDM tidak membeli kendaraan, kami ingin supaya uji coba ini adalah benar independen. Jadi kami berkirim surat kepada Gaikindo silakan kalau ingin bergabung. Nah, yang memberikan ketertarikan dari kendaraan penumpang ada Toyota, Mitsubishi, Nissan, dan DFSK," ujar Dadan.

"Kami sudah menanyakan ke ATPM itu sudah mewakili kendaraan mesin diesel," ujarnya.

Rencana pemerintah ke depan uji coba B30 tidak hanya mobil penumpang, melainkan juga akan dilakukan pada kereta api, angkutan laut, dan alat berat di pertambangan