Pengguna Medsos Asia Pasifik Cenderung Bagikan Data Pribadi


Pengguna media sosial di Asia Pasifik sering berbagi informasi pribadi terhadap orang asing. Hasil survei ESET menunjukkan 31 persen responden mengakui telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing di media sosial.


Informasi pribadi ini membantu penjahat siber melakukan pencurian identitas atau melakukan social engineering yang menargetkan orang-orang terdekat korban. Oleh karena itu, hal ini tidak hanya mempengaruhi pengguna terkait, tapi juga teman dan keluarga mereka. 

Selain itu, 68 persen responden dari Survei Konsumen ESET APAC menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di internet. Sementara itu, sekitar 10 persen menghabiskan 10 jam sehari.
Survei juga menunjukkan 50 persen responden Indonesia menghabiskan waktu 3 jam atau kurang di internet setiap harinya. Sementara itu, 46 persen menghabiskan 4 sampai 6 jam sehari.


Sebelumnya hasil survei Forbes mengatakan bahwa pengguna Indonesia menghabiskan 206 menit sehari di media sosial. Padahal rata-rata global hanya 124 menit. 

Platform teratas seperti YouTube, Whatsapp, dan Facebook semuanya digunakan oleh lebih dari 80 persen pengguna Indonesia saat online. 

"Dengan peningkatan akses internet, orang menghabiskan lebih banyak waktu online. Tapi sangat mengkhawatirkan melihat banyak pengguna internet di wilayah APAC masih ada yang berbagi informasi secara sukarela pada orang asing," ungkap Yudhi Kukuh IT Security Consultant PT Prosperita ESET Indonesia dalam keterangan resmi yang diterima nana.com, Jumat (21/6).

Berdasarkan hasil survei, Indonesia menjadi negara yang menyadari bahaya menggunakan kata sandi yang sama pada akun yang berbeda. Diketahui bahwa 54 persen pengguna menggunakan kata sandi unik di seluruh akun online dan platform. Kendati demikian, 46 persen masih menggunakan kata sandi yang sama.

Jumlah responden yang ikut dalam survey berjumlah 14 ribu responden yang tersebar di tujuh negara Asia Pasifik, yaitu Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Sekitar dua ribu responden dari Indonesia turut terlibat dalam survei ini.

Oleh karena itu, Yudhi mengatakan kesadaran dan edukasi diperlukan untuk meningkatkan praktik keamanan dan privasi terbaik.

"Belum lagi masalah yang sama yang selalu terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun, yaitu praktik penggunaan kata sandi yang sama pada setiap akun media sosial atau finansial," kata Yudhi