Mudik Lebaran Pakai Sepeda Motor Lebih Banyak Mengeluarkan Biaya dan Resiko

Murah dan mudah merupakan sebagian alasan banyak masyarakat memilih menggunakan sepeda motor untuk mudik. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memprediksi jumlah motor yang berada di lintasan mudik bakal meningkat pada tahun ini.


Dalam Dokumen Rencana Operasi Angkutan Lebaran Terpadu 2019 dari Kemenhub diproyeksikan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi mencapai 10,6 juta unit. Dari angka tersebut 64,57 persen (6,85 juta unit) merupakan motor sedangkan 35,43 persen (3,76 juta unit) mobil penumpang.

Setiap tahun pemerintah selalu mengimbau agar masyarakat mulai meninggalkan budaya mudik menggunakan motor, namun pada kenyataannya kendaraan roda dua tetap menjadi favorit.
Imbauan jangan menggunakan motor didasari angka kecelakaan. Dikatakan sebesar 70 persen angka kecelakaan per tahun melibatkan motor. Potensi kecelakaan dinilai semakin besar pada momen mudik.

Direktur Jendral Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan selain potensi kecelakaan, pemudik motor juga punya kerugian-kerugian lain, di antaranya pemudik disebut pasti bakal sangat merasa keletihan. 

"Mungkin dipikir enjoy, aman, karena bisa berhenti di mana-mana. Tapi kalau tidak terbiasa pasti senang itu dikalahkan dengan rasa capek," kata Budi saat ditemui di Jakarta, Sabtu (1/6).

Budi mengatakan sempat memantau aktivitas masyarakat yang mudik menggunakan motor. Ia melihat raut wajah pemudik sangat lelah karena menempuh perjalanan berjam-jam.

"Saya melihat nanti di Jalur Pantura pemudik sepeda motor itu kecapekan, jadi menurut saya memang mudik motor itu tidak ramah," kata Budi.

Selain efek negatif terhadap kondisi fisik, mudik menggunakan sepeda motor juga riskan cuaca tidak bersahabat, baik saat hujan atau kondisi terik matahari.

"Tidak ramah terhadap cuaca, tidak ramah terhadap kecelakaan, dan juga kecapekan berlebihan," kata Budi.