Grab mengatakan memberlakukan biaya pembatalan untuk memberikan keadilan bagi mitra pengemudi. Tak jarang konsumen melakukan pembatalan secara sepihak karena pengemudi transportasi online itu tak kunjung datang.
President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan denda ini diberlakukan untuk melindungi mitra pengemudi.
"Kami sudah tekankan berkali-kali ini fairness. Fairness adalah untuk pengemudi untuk bisa diperlukan secara adil," ujar Ridzki usai peluncuran GrabBajay di Jakarta Barat, Senin (24/6).
Ridzki menjelaskan mitra tak perlu khawatir apabila mitra pengemudi memang tidak berjalan menuju titik penjemputan.
Jika estimasi kedatangan mitra pengemudi terlihat 10 menit, namun ternyata konsumen menunggu lebih dari itu, maka tak dikenakan biaya.
Khusus mitra, jika pengemudi membatalkan pemesanan sebelum mencapai waktu tunggu minimum yaitu 5 menit untuk GrabBike dan 10 menit untuk GrabCar, maka konsumen tak dikenakan biaya pembatalan.
Begitu pula jika mitra pengemudi Grab yang melakukan pembatalan perjalanan, penumpang tidak akan dikenai biaya.
"Kalau alasan pembatalan itu karena pengemudinya meminta dibatalkan itu penumpang juga tidak dikenakan biaya untuk itu. Kami perhitungkan juga," kata Ridzki
Jika di aplikasi menunjukkan mitra pengemudi sudah sampai dan ternyata belum muncul di titik jemput, maka penumpang tidak akan dikenakan denda.
Ridzki juga menegaskan pihaknya tidak mengambil komisi dari biaya pembatalan. Seluruh biaya pembatalan akan diberikan kepada mitra pengemudi.
Grab saat ini telah menerapkan uji coba biaya pembatalan di Lampung dan Palembang. Biaya pembatalan di kedua kota itu sebesar Rp1.000 untuk GrabBike atau Rp3.000 untuk GrabCar yang akan dikurangi dari saldo Ovo atau ditambahkan dalam tarif perjalanan berikutnya secara otomatis.
"Tidak sedikitpun dari biaya itu diambil oleh Grab. Murni semuanya untuk pengemudi," kata Ridzki. (jnp/eks)
Post a Comment